DARIACEH: Memasuki era digitalisasi, pemanfaatan informasi teknologi (IT) untuk memaksimal pembelajaran tatap muka adalah hal yang lazim. Terutama untuk tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi.
Pemanfaatan teknologi juga akan mengurangi penggunaan kertas. Itu artinya bumi ini lebih hijau karena berkurangnya produksi kertas yang bahan bakunya bersumber dari kayu pinus.
Tidak hanya itu, lembaga penyelenggara pendidikan juga akan bisa menghemat pengeluaran finansial karena penggunaan kertas yang berkurang.
Seiring dengan mutasi gen dan berkurangnya angka positivity rate Covid-19, sejumlah sekolah dan perguruan tinggi kini mulai membuka kembali pembelajaran tatap muka.
Pada masa pembelajaran Dalam Jaring (Daring), para siswa, guru hingga mahasiswa dan dosen telah terbiasa dan akrab dengan pembelajaran IT. Hal ini tentu akan lebih baik bila berlanjut pada masa pembelajaran tatap muka sekarang ini.
Untuk melakukan hal itu, para tenaga pengajar dapat mengkolaborasikan kedua model pembelajaran tersebut.
Kenapa Kolaborasi Pembelajaran?
Ada beberapa alasan kenapa Anda harus mengkolaborasikan pembelajaran tatap muka dengan memaksimalkan IT, terutama Google Classroom penting.
1. Enjoy dan Berkualitas
Bila di kelas yang Anda ngajar tersedia perangkat Wifi dan infokus, ini akan membuat Anda sangat enjoy. Praktis Anda hanya perlu membawa spidol dan handphone yang memang biasa Anda bawa kemana-mana.
Baca juga: 7 Tips Menulis Kreatif untuk Artikel dan Opini di Media Online
Setelah menyiapkan buku, bahan mengajar, penugasan atau quiz di rumah, Anda cukup melenggang begitu saja ke kelas. Selanjutnya hanya perlu mengkoneksikannya dengan aplikasi IT saat berada di kelas. Sesuai kebutuhan.
Hal ini juga akan memberi Anda banyak keluesan lainnya dan tentu saja pembelajaran yang berkualitas.
Kenapa berkualitas? Anda akan lebih mudah meriview dan memantau perkembangan dan penugasan yang Anda berikan kepada anak didik. Mereka juga akan bisa meriview kembali hasil pekerjaan mereka dan dengan mudah membuka kembali materi-materi yang mereka butuhkan.
Tidak hanya itu, sebagai tenaga pengajar, Anda juga dapat mem-feedback kembali hasil penugasan yang Anda berikan kepada anak didik secara lebih mudah. Dengan demikian, mereka dapat mengevaluasi kerjanya agar memperoleh hasil yang lebih baik di masa yang akan datang.
2. Manajemen Kelas Google Classroom
Kenapa Google Classroom? Aplikasi ini punya manajemen kelas yang baik bila menbandingkannya dengan perangkat IT lain. Apalagi yang berbasis media sosial. Anda bisa melihat aplikasi ini di sini.
Seorang tenaga pengajar akan dapat membuat klasifikasi mulai dari materi, penugasan hingga kuis.
Sebagai tenaga pengajar yang pernah dan masih menggunakan Google Classroom dari masa pembelajaran Daring hingga tatap muka, berikut tips berikut untuk mengkolaborasikan kedua model pembelajaran tersebut:
Tentukan Topik
Buat topik agar mudah mengklasifikasi jenis dan target pembelajaran. Sebaiknya Topik dibedakan berdasarkan beberapa hal berikut:
- Materi. Seorang tenaga pengajar dapat dengan mudah mengupload bahan ajar ke dalam topik ini dan tinggal membaca atau mendownload kapan saja. Termasuk oleh peserta didik. Setiap materi yang kita upload nantinya juga akan tersimpan ke Google Drive, sehingga Anda tidak perlu khawatir data Anda rusak karena mallware.
- Penugasan non Quiz. Anda sebagai tenaga pengajar juga bisa memberikan penugasan kepada peserta didik dengan lebih mudah dan melakukan penilaian kapan saja. Mereka yang menjadi peserta didikpun dapat menyerahkan tugas mereka kapan saja sampai waktu yang telah Anda tentukan.
- Quiz. Buatlah ujian untuk peserta didik dengan memanfaatkan Google Form yang bisa langsung kamu akses melalui Google Classroom. Pada topik quiz, Anda dapat mengupload berbagai macam jenis ujian, seperti pre-test, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Tentunya selain ramah lingkungan dan uang, juga akan memudahkan tenaga pengajar untuk memeriksa hasil kerja anak didik, dimana dan kapan saja. Termasuk me-feedback hasil ujian tersebut.
- Kontrak Belajar. Anda juga bisa mengupload kontrak belajar yang telah disepakati bersama peserta didik di Google Classroom. Dengan demikian, mereka dapat membaca dan mempelajarinya kapan saja. Hal ini juga akan mendorong mereka meningkatkan attitute dan saling menghargai karena terikat dengan kontrak belajar yang desetujui bersama.
- Rencana Pembelajaran Semester. Untuk menciptakan kemandirian belajar peserta didik, Anda juga bisa mengupload Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang memungkinkan mereka mencari bahan kuliah dan mempelajarinya secara mandiri. Hal ini juga akan mendorong mahasiswa menjadi lebih aktif di kelas nantinya, karena mereka telah terlebih dahulu mempelajari materi yang Anda berikan.
- Absen. Sebagai tenaga pengajar yang juga mengontrol kedisiplinan peserta didik, Andapun dapat membuat absen kehadiran di Google Classroom dengan jadwal yang bisa Anda tentukan.
3. Penilaian di Google Classroom
Kolom penilaian adalah salah satu yang menarik di Google Classroom. Dengan menu ini, Anda bisa mengontrol jumlah nilai dari masing-masing peserta didik dan memberitahu mereka bahwa prestasi belajar yang bersangkutan masih sangat rendah.
Dengan demikian, Anda dapat lebih awal memberi tugas-tugas tambahan untuk peserta didik yang bersangkutan agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Dimana menu penilai di Google Classroom?
Anda dapat membuka menu “Classwork,” lalu klik Create dan selanjutnya memilih “Asignment” atau “Quiz Assisgnment.” Ketika peserta didik telah mengerjakan tugas mereka, Anda dapat menilainya kapanpun dan dimana saja.
Pada Quiz Asignment, Anda juga dapat menghubungkannya dengan Google Form yang telah Anda sispkan sebelumnya atau membuat baru.
Di Google Form, Anda juga dapat mengatur bobot dari setiap soal dengan sangat mudah.
Bila sudah begini, Anda tidak perlu repot-repot lagi dalam menilai hasil kerja peserta didik. Kini bahkan sambil bersantai dan minum kopi di Cafe kesayangan Andapun bisa memeriksa jawaban para peserta didik.
4. Rekap Nilai
Google Classroom juga memiliki menu “Grades” atau “nilai.” Pada menu ini Anda dapat melihat rekap nilai keseluruhan dari seluruh peserta didik. Dengan adanya menu ini, juga akan memudahkan Anda untuk merekap nilai pada form resmi sekolah atau perguruan tinggi Anda masing-masing.
5. Berorientasi Proses
Google Classroom menurut DARIACEH adalah salah satu aplikasi belakar yang berorientasi proses dan dapat Anda sesuai dengan dengan kondisi masing-masing sekolah dan perguruan tinggi. Baik itu tingkat kemajuan teknologi mapun kemampuan atau inteligensi peserta didik.
6. Kolaborasi di Kelas dengan Google Meet
Bila mendukung, Anda juga bisa menggunakan Google Meet yang sudah terintegrasi di Google Classroom dan menggunakannnya sekaligus saat mengajar di kelas. Pertanyaannya adalah kenapa dan untuk apa?
Dengan menggunakan Google Meet ada telah memberi kesempatan kepada peserta didik yang antusias dan mungkin berhalangan hadir karena sakit atau hal penting lainnya untuk mengikuti proses belajar mengajar pada hari tersebut.
Dan, lebih dari itu, Anda juga bisa merekam setiap pertemuan belajar mengajar sebagai bahan evaluasi mapun pengembangan pengetahuan dan keilmuan. Tentunya dapat kembali Anda dan peserta didik putar kapan saja dan dimana saja.
Hal ini juga memberikan pengalaman baru kepada Anda dan peserta didik untuk mencoba hal-hal baru dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cara-cara menyenangkan.
Selamat mencoba dan semoga berhasil!