DARIACEH: Ada beberapa perbedaan yang akan ditemui terkait kebiasaan orang Aceh di Yan, Kedah, Malaysia. Hal ini terjadi karena pengaruh migrasi kaum saudagar Aceh.
Awal keberadaan masyarakat Aceh di Yan Malaysia, mereka konsen berdakwah islamiyah. Di kampung Acheh, mereka mendirikan pondok-pondok untuk lajang laki-laki.
Mereka juga menerapkan aturan shalat lima waktu dan shalat Maghrib berjamaah di Kampung Acheh. Pada awal kedatangan ke Malaysia, orang Aceh juga membawa berbagai macam pakaian adat.
Menurut The Journal of Social Sciences Research, orang-orang Melayu tidak keberatan dengan kedatangan orang Aceh ke kampung mereka. Bahkan orang Melayu menjual tanah hutan yang tidak memiliki pemilik kepada masyarakat Aceh. Mereka lalu menanaminya dengan tanaman cabai.
Kebiasaan yang Masih Bertahan
Hal baik yang masih bertahan hingga saat ini adalah hubungan yang erat dan bersahabat antara warga Aceh dan Melayu.
Baca juga: Cari Tau Yuk! Penyebab Orang Aceh Bermigrasi ke Yan Malaysia
Bahkan, Menteri Keuangan Malaysia, Zafrul Tengku Abdul Aziz secara khusus juga pernah mengunjungi Ketua Persatuan Melayu Berketurunan Acheh, Datuk Mansyur bin Usman.
Ini membuktikan masih eratnya persahabatan antara orang Aceh dan Melayu di Malaysia.
Masyarakat Aceh di Yan juga berhasil mempertahankan akar budayanya, terutama dalam hal bahasa, masakan, dan pakaian (baju pengantin dalam pernikahan).
Sebagian besar rumah di sana juga masih berbentuk seperti rumah Melayu lokal. Tetapi bedanya, rumah-rumah di Kampung Acheh saling berdekatan.
Ini memungkinkan mereka bersosialisasi dan mengobrol langsung dari jendela atau pintu rumah. Suatu budaya yang dapat menciptakan keakraban diantara sesama mereka.
Perbedaan Dulu dan Sekarang
Orang-orang Aceh di Malaysia dahulu masih memegang beberapa prinsip, seperti lebih menekankan pada pernikahan di antara komunitas masyarakat Aceh sendiri untuk memperpanjang keturunan.
Mereka juga fokus dalam berdakwah islamiyah.
Berbeda dengan sekarang, pernikahan antar komunitas Melayu dan Aceh sudah lebih banyak ditemui.
Orang-orang Aceh di Yan Malaysia juga sudah mulai fokus berbisnis dan mengejar kematangan dari sisi keuangan.
Hal ini terjadi karena pengaruh para saudagar dari Aceh. Terbukti bahwa saat ini mereka lebih fokus untuk berdagang.
Tekad tersebutlah yang membuat mereka merantau hingga ke Kuala Lumpur untuk urusan bisnis. Mereka akan kembali ke Kampung Acheh bila pendapatannya dianggap telah memuaskan.
Walau begitu, tipikal orang Aceh adalah tidak suka bergantung pada gaji atau bekerja pada orang lain. Sebaliknya, mereka berusaha dengan berwiraswasta secara mandiri.